*Kajian Siroh Nabawiyah 8*

*الرحيق المختوم*
*Karya Syaikh Shofiyyurrahman Al Mubarokfuri

====================

*Fase Makkah*

Setelah Rasulullah setelah Rasulullah صلى الله عليه و سلم dimuliakan oleh Allah dengan nubuwah dan Risalah, kehidupan beliau dapat dibagi menjadi dua fase yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu :
1. Fase Mekkah: berlangsung selama kurang lebih 13 tahun
2. Fase Madinah: berlangsung selama 10 tahun penuh
Masing-masing fase masing-masing fase mengalami beberapa tahapan sedangkan masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkan nya dari yang lainnya. Hal itu tampak jelas setelah kita melakukan penelitian secara seksama terhadap kondisi kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua fase tersebut.
Fase maka dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
1. Tahapan dakwah sirriyah (dakwah secara sembunyi-sembunyi dakwah secara sembunyi-sembunyi) berlangsung selama 3 tahun.
2. Tahapan dakwah jahriyyah (dakwah secara terang-terangan) kepada penduduk Mekah, dari permulaan tahun keempat kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hijrah ke Madinah.
3. Tahapan dakwah di luar makah dan penyebarannya di kalangan penduduknya, dari Penghujung tahun ke 10 kenabian yang juga mencakup fase Madinah dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Adapun mengenai tahapan fase Madinah rincian pembahasannya akan dikenakan pada saatnya nanti.


Di bawah naungan kenabian dan kerasulan

Di Gua Hira
Tatkala usia beliau sudah mendekati 40 tahun dan perenungan nya terdahulu telah memperluas jurang pemikiran antara diri beliau Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaumnya, beliau suka mengasingkan diri. Karenanya, beliau terbiasa membawa roti yang terbuat dari gandum dan bekal Air menuju Gua Hira yang terletak di Jabal Nur, yaitu sejauh hampir 2 mil dari makah. Gua ini merupakan gua yang sejuk, panjangnya 4 Hasta, lebarnya 1 koma 75 Hasta dengan ukuran dzira' hadid (hasta ukuran besi). Beliau tinggal di dalam gua tersebut selama bulan Romadhon, memberi makan orang orang miskin yang mengunjunginya, menghabiskan waktu dalam beribadah dan berpikir mengenai pemandangan alam di sekitarnya dan kekuasaan yang menciptakan sedemikian sempurna di Balik itu. Beliau tidak dapat pernah melihat kondisi kaumnya yang masih Terbelenggu oleh keyakinan Syirik yang usang dan gambaran tentang nya yang sedemikian Rapuh. Akan tetapi beliau tidak memiliki jalan yang terang, Manhaj yang jelas ataupun jalan yang harus dituju, yang berkenan di hatinya dan disetujuinya.

Pilihan mengasingkan diri (uzlah) yang diambil oleh Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam ini merupakan bagian dari tadbir (skenario) Allah terhadap nya. Juga agar terputusnya kontak dengan kesibukan-kesibukan duniawi, goncangan kehidupan dan ambisi-ambisi kecil manusia yang mengusik kehidupan menjadi sebagai suatu perubahan, untuk kemudian mempersiapkan diri menghadapi urusan besar yang sudah menanti Nya sehingga siap mengemban amanah yang agung, merubah wajah bumi dan meluruskan garis sejarah. Uzlah yang sudah diatur oleh Allah ini terjadi 3 tahun menjelang beliau diangkat sebagai Rasul. Beliau menjalani uzlah ini selama sebulan dengan semangat hidup yang penuh kebebasan dan merenungi kegagalankegagalan dengan semangat hidup yang penuh kebebasan dan merenungi keghaiban yang  yang tersembunyi dibalik kehidupan tersebut hingga tiba waktunya untuk berinteraksi dengannya saat Allah memperkenankan nya.


Jibril Alaihissalam turun membawa Wahyu

Tatkala usia Beliau genap 40 tahun yang merupakan puncak kematangan dan ada pula yang menyatakan bahwa di usia inilah para rasul diutus,, tanda-tanda nubuwwah (kenabian kenabian) nampak dan bersinar, diantaranya : adanya sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepada beliau, Beliau juga tidak bermimpi kecuali sangat jelas, sejelas fajar subuh yang menyingsing. Hal ini berlangsung hingga 6 bulan-sementara masa kenabian berlangsung selama 23 tahun- sehingga ru'yah shodiqoh (mimpi yang benar) ini merupakan bagian dari 46 tanda kenabian. Ketika pengasingan dirinya (uzlah) di Gua Hira memasuki tahun ketiga, tepatnya di bulan Romadhon, Allah menghendaki rahmatnya terlimpahkan kepada segenap penduduk bumi lalu dimuliakanlah beliau dengan mengangkatnya sebagai nabi, lalu Jibril turun kepadanya dengan membawa beberapa ayat Alquran.

Setelah memperhatikan dan mengamati beberapa bukti penguat dan dalil-dalil, kita dapat menentukan terjadinya peristiwa tersebut secara tepat, yaitu pada hari Senin tanggal 21 Romadhon di malam hari bertepatan dengan tanggal 10 Agustus tahun 610 Masehi. Tepatnya beliau saat itu sudah berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari menurut kalender Hijriyah dan sekitar usia 39 tahun 3 bulan 20 hari berdasarkan kalender Masehi.
Mari kita dengar secara langsung penuturan Aisyah radhiyallahu anha istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada kita mengenai peristiwa yang merupakan titik permulaan kenabian tersebut, yang selanjutnya mulai membuka Tabir tabir gelap nya kekufuran dan kesesatan sehingga dapat mengubah alur kehidupan dan meluruskan garis sejarah. عائشه رضي الله عنها berkata : Wahyu yang mula pertama dialami oleh Rasulullah adalah berupa ar ru'yah as sholihah (mimpi yang benar) dalam tidur. Beliau tidak bermimpi melainkan sangat jelas, sejelas fajar subuh yang menyingsing, Kemudian beliau mulai suka menyendiri dan beliau melakukannya di Gua Hira, di mana beliau beribadah di dalamnya selama beberapa malam. Selanjutnya kembali ke keluarganya dan mengambil perbekalan untuk itu, kemudian kembali lagi kepada istrinya, Khodijah, dan mengambil perbekalan yang sama. Hingga akhirnya pada suatu hari datanglah kebenaran kepadanya saat beliau berada di Gua Hira tersebut. Seorang malaikat datang menghampiri  sembari berkata : bacalah! (Beliau berkata) lalu aku menjawab”Aku tidak bisa membaca” beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bertutur lagi, kemudian dia memegang dan merengkuh ku hingga aku kehabisan tenaga, Lalu setelah itu melepaskanku kembali berkata “bacalah !” aku tetap menjawab “Aku tidak bisa membaca!” lalu untuk kedua kalinya Dia memegang dan merangkulku hingga aku kehabisan tenaga kemudian melepaskanku Seraya berkata lagi, “bacalah!” aku tetap menjawab Aku tidak bisa membaca. Kemudian dia melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya sembari berkata
 (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ)
[Surat al alaq 1-5)
Setelah itu rasulullah pulang dengan merekam bacaan tersebut dalam kondisi gemetar, lantas menemui istrinya Khadijah binti khuwailid sembari berucap “selimuti aku selimuti aku” beliaupun diselimuti hingga rasa takutnya hilang. Beliau bertanya kepada Khadijah Ada apa denganku ini? Lantas beliau menuturkan kisahnya dan berkata “aku amat khawatir terhadap diriku” Hadijah berkata”sekali-kali tidak akan demikian! Demi Allah! Dia tidak akan menghinakan mu selamanya! Sungguh Engkau adalah penyambung tali kerabat, memikul beban orang lain yang mendapatkan kesusahan, pemberi orang yang papa, menjamu tamu serta pendukung setiap upaya penegakan kebenaran. Kemudian Khodijah berangkat bersama beliau menemui waraqah bin Naufal bin ASAD bin Abdul uzza, sepupu Khadijah. Dia adalah seorang penganut agama Nasrani pada masa jahiliyah dan mampu menukil beberapa tulisan dari Injil dengan tulisan Ibrani sebanyak yang mampu ditulisnya atas kehendak Allah. Dia juga seorang yang sudah tua Renta dan buta. Maka berkatalah Khadijah kepadanya “wahai sepupuku dengarkanlah cerita dari keponakanmu ini!”

Walau kau berkata Wahai keponakanku apa yang engkau lihat?
Lalu Rasulullah memberikan pengalaman yang sudah dilihatnya. Waroqoh berkata kepadanya “itu adalah makhluk kepercayaan Allah (Jibril) yang telah Allah utus kepada Nabi Musa. Saja aku masih buka dan muda ketika itu! Andai saja aku masih hidup Ketika engkau diusir oleh kaum mu.
Rasulullah bertanya apakah mereka akan mengusir ku?
Dia menjawab”ya” Tidak seorangpun yang membawa seperti yang engkau bawa ini melainkan akan dimusuhi, dan jika aku masih hidup pada saat itu niscaya aku akan membela mu dengan segenap jiwa ragaku.
Kemudian Pak Berapa lama dari itu warokah meninggal dunia dan Wahyu pun terputus (mengalami masa vacuum).

Wahyu mengalami masa vakum .... Bersambung...

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
/*Mulai*/ /*Akhir*/