Eh.., ternyata hari ahad. Kebiasaan pada umumnya masyarakat Indonesia memanfaatkan buat weekend liburan. Tapi buat saya dan pasangan gak ada weekend- weekend_ an. Alhasil kami kebanyakan di hari- hari libur begitu di rumah saja, quality time bahasa kerennya. Ahaiyy… ;) ya tidak berlebihan, bagi kami jalan-jalan di hari libur buat tujuan refreshing dari penat sepekan aktifitas, tapi kenyataannya sepulang nge- refresh capek badan dan menguras isi kantong pula.
Meskipun begitu bukan berarti kami tidak pernah sama sekali jalan- jalan di hari libur. Pas ahad kemaren kami keluar rumah jam 9 an pagi menuju kota Kediri untuk menemui keponakan dan mama nya yang sedang menghadiri acara di kota kami. Saking ramenya itu acara kami pun kesulitan untuk ketemuan. Ahirnya ku putuskan untuk jalan mengelilingi kota Kediri.
Menyusuri area komplek pesantren Lirboyo, salah satu pesantren terbesar di kota Tahu dan Gethuk Gedang ini. Sampailah pada penasaranku dengan papan penunjuk “Wisata Gua Selomangleng” ku arahkan suamiku menuju arah tempat wisata tersebut.
Jaraknya tidak jauh dari pesantren Lirboyo, menyusuri Universitas Kadiri, dan tepat di depan Universitas di situlah tempat gua Selomangleng. Tiket masuknya pun relative murah hanya dengan 4 ribu rupiah anda memasuki kawasan wisata tsb. Di pelataran di sambut dengan tarian-tarian daerah. Melaju langkah kaki ada museum Airlangga , tapi sayang mungkin karena hari ahad jadi tutup. Masihlah penasaranku akan gua tsb, dalam benakku apakah seperti gua Maharani yang berada di daerah Paciran, Lamongan atau seperti gua-gua lainnya. Menuju gua ada anak tangga yang harus dilalui dulu sampai ahirnya sedikit ada memanjat menuju ke pintu gua.


Hua… sampai pada titik penasaranku, kog orang-orang pada di mulut gua sudah pada jeprat- jepret belum juga masuk. Ealah setelah ku sampai di bibir gua terajawab penasaranku , lha wong gua nya cuma celuwekan thok, di situ ada 3 ruangan gitu, ada satu ruangan yang sangat gelap sekali, bahkan sudah ku nyalakan blitz kamera tapi masih belum kelihatan, bilik yang kedua masih ketangkap kamera blitzku dan memang agak terang dari yang sebelumnya di situ semacam ruang istirahat. Ada tempat tidur batu. Kemudian bilik selnajutnya ada pahatan patung hindu menempel di dinding gua, mungkin ini dahulu tempat sesembahan hindu. Tak kuat lama-lama di celuwekan gua ini, bau kemenyan menyeruak di hidungku, dan masih ada sisa-sisa bunga sesajen. Begidik jadinya..


Hm…, Alkisah Raja Djojoamiluhur mengadakan sayembara untuk mencarikan suami bagi anaknya, Dewi Kilisuci. Celakanya, pemenangnya adalah Djotosuro, seorang raja berkepala kerbau. Dewi Kilisucipun ogah, dan menjebak Djotosuro supaya dibuatkan sumur yang teramat sangat dalam. Lalu Dewi Kilisuci menyuruh prajuritnya untuk menimbun sumur itu dengan batu hingga meninggi dan terciptalah Gunung Kelud. Tapi sialnya, arwah Djotosuro sering marah dan Gunung Keludpun meletus. Supaya rakyat Kediri dan sekitarnya selamat, maka Dewi Kilisucipun bertapa dan tidak menikah hingga muksa di Gua Selomangleng.
Versi Wikipedia Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng
Demikianlah sepenggal dan versi singkat dari legenda yang mendasari terciptanya Gua Selomangleng (serta Gunung Kelud), sebuah situs wisata arkeologis di Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kotamadya Kediri, Jawa Timur. Selomangleng sendiri mempunya arti, Selo = Batu dan Mangleng = mangklung atau menjorok keluar. Gua itu sendiri berada pada sebuah bukit di kaki gunung Klothok.
Begitu kisah yang dituturkan mbah google, jangan terlalu percaya … namanya juga legenda yang kebenarannya disangsikan.
Gua Selomangleng merupakan situs yang bercorak Hindu. Sejarahnya sendiri sulit dicari karena tak disediakannya papan informasi juga tak adanya juru kuncinya yang selalu siap sedia di tempat. Selain gua, di areal wisata terdapat Museum Airlangga, Pura Penataran Agung Kilisuci dan juga waterpark dengan taman yang tak terawat walau terkesan mewah.
Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas.
Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.
Nice Day…

Post a Comment

أحدث أقدم
/*Mulai*/ /*Akhir*/