Pemakaman Baqi'
Maut datang tiba-tiba tiada yang tahu akan kapan waktu dan tempat ajal menjemput. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan” (QS.Al ‘Ankabut : 57)
Apa yang kita tanam itulah yang dituai, sebarkanlah benih kebaikan di mana pun tempatnya, pada siapa saja, sesungguhnya ia akan tumbuh menjuntai tinggi, akarnya kokoh dan cabangnya .



Sungguh saya sangat kanget dikejutkan di suatu pagi di jum’at ke tiga tanggal 21 di bulan Ramadhan bertepatan dengan tanggal 18 Juli 2014 pukul 07.31 ketika handpone saya berbunyi ring sms masuk. Alhamdulillah tatkala itu saya berada di pulau Siberut, Mentawai yang mana tiap harinya “NO SERVICE” alias tidak dapat sinyal, namun tatkala itu hp saya letakkan di kaca jendela jadi sms langsung masuk. Tak di nyana tak ku sangka ternyata sms yang masuk sangat mengejutkanku dan membuatku tidak percaya. Tadinya ku kira sms spam ataupun iklan dari telkomsel. Masih ku lanjutkan acara bebersih dan beres- beres kamar waktu itu baru setelah itu ku buka sms. Innalillahi Wa inna Ilaihi Rajiun “Sesungguhnya Kita Milik Allah dan Kepada Nya lah kita akan kembali” Ustadz Muazzam Pandri, Lc telah meninggal dunia dini hari tadi. Sosok kakak, sahabat, Ustadz, dan Abi teladan bagi ananda Arina Al Haqq (9th ), Nada Syaho Qur’ani (4th) dan si kecil Innaki Taaliya Al Qur’ani (9 bln) suami dari sahabat saya di bangku kuliah kampus biru LIPIA Helwida dalam usia yang relative muda 35 tahun telah kembali kepada Sang Khaliq. Sungguh tiada yang menduga beliau pergi secepat ini. Namun di sisi lain kami bahagia, insyallah husnul khotimah dan surga baginya, Amin Ya Rabb.



Beliau aktif berdakwah semenjak di kampus LIPIA, pun dakwahnya sudah memasuki ranah broadcast di layar kaca SCTV waktu itu sebagai Ustadz yang meruqyah syar’iyyah di sinetron Astaghfirullah, dan memang beliau juga ahli dalam ruqyah. Terkenal sangat baik dan dermawan di kalangan teman-teman nya, baik yang sekampung maupun tidak dengan beliau. Apalagi di kalangan ikhwah ataupun akhwat yang berasal dari Lombok tempat beliau berasal.
Setelah lulus dari bangku kuliah beliau aktif dalam berdakwah pengajaran membaca Al Qur’an ( Tahsin Al Qur’an) di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan metode yang beliau rancang sendiri dengan sahabatnya Ustadz Rozi, Lc yaitu metode El Taisir. Alhamdulillah sudah sangat berkembang bahkan kewalahan menerima berbagai permintaan mengajar baik dari instansi swasta maupun personal dan lembaga-lembaga Majlis Ta’lim. Beliau mengajar dengan hati dan tulus ikhlas, tidak kenal lelah dalam berdakwah mengajarkan Al Qur’an dan ilmu agama. Kalau bisa dibilang beliau mengerjahkan sesuatunya di atas rata- rata orang, melebihi jam kerja orang- orang umumnya dalam mengajar dan pengajaran.



September 2012 seusai sang istri menyelesaikan kuliahnya beliau beserta keluarga memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan kembali ke kampung halaman tercinta di Lombok. Sungguh sangat sedih berpisah dengan sahabat tercinta beserta keluarganya yang sudah seperti saudara saya sendiri, bahkan saya dan suami berucap ke beliau insyallah jika luang rezeki, waktu dan umur kita jumpa lagi, kami sangat ingin berkunjung suatu saat ke tempat antum di Lombok. Namun takdir berkata lain, belum bisa kami bersilaturahim berkunjung ke sana, Allah SWT sangat mencintai beliau dan mengambilnya setelah mengidap penyakit sirosis hati yang baru-baru diketahuinya sekitar 3 bulan sebelum ajal menjemputnya. Tepatnya seusai Pemilu Legislatif 9 April 2014 kemarin, baru diketahui kalau ternyata beliau mengidap penyakit parah tersebut yang sudah stadium 4. Bahkan dokter pun tidak tega membahasakan penyakit yang beliau derita, sampai-sampai beliau mencairkan suasana dengan bercanda dan tersenyum renyah beliau bilang ke dokter “ Saya ingin hidup seribu tahun lagi” karena memang beliau juga punya sense of humor dan selalu membuat lawan bicaranya sumringah cerah ceria :) di tengah ketegangan.
Hingga sampai pada masa kritisnya sehari sebelum datangnya bulan Ramadhan kondisi beliau menurun dan harus dirawat inap di rumah sakit. Sang istri dengan setia dan penuh hidmah menemani beliau di rumah sakit bersama si kecil Taliya. Ketika tiba pada waktunya di malam Jum’at beliau tebangun dan bertanya pada sang paman yang menjaganya pukul berapa sekarang karena sang istri berpamitan pulang gantian berjaga. Sang Paman menjawab pukul satu, beliau memintanya untuk mendekatkan ranjang beliau ke arah tembok karena ingin bertayammum untuk menjalankan qiyamul lail shalat tahajjud. Menurut penuturan sang paman kira-kira dapat dua kali salam, setelah itu beliau tertidur lelap, dan ternyata…. Tidur untuk selamanya. Bahkan sang paman tidak mengetahui kalau ternyata beliau sudah tiada pergi untuk selama-lamanya.



Sang Ustadz telah pergi kembali keharibaan Allah ‘Azza Wa Jalla dengan tenang. Bukan hanya keluarga yang kehilangan dan menangis bersedih sepeninggal beliau tapi para jamaah, murid, tetangga, teman jauh maupun dekat, relasi dan kolega merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Kebaikan dan akhlaq mulia beliau masih terkenang dan terngiang-ngiang dalam hati dan benak kami.
Kebaikan budi luhur dan akhlaq mulia akan selalu terkenang meskipun jasad dan nyawa telah tiada.
Dan tidaklah kehidupan di dunia ini hanyalah ladang, tempat kita manusia menabur benih, memupuk, menyemai dan memanennya suatu hari nanti di ahirat kelak di hadapan Allah SWT.


"Dan orang yang beriman dan beramal saleh dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam (surga) itu adalah salam. Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat”. ( QS.Ibrahim 23-25 )

Post a Comment

أحدث أقدم
/*Mulai*/ /*Akhir*/