Tidaklah kompetable dengan sebutan ulama jika tidak menguasai kemampuan berbahasa arab. Begitu salah satu isi sambutan yang disampaikan oleh pimpinan pondok moderen Darussalam Gontor KH.Hasan Abdullah Sahal pada acara Konferensi Internasional Bahasa Arab dengan mengangkat tema "Literatur Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Non Arab Di Empat Benua".
Acara tersebut diadakan dalam rangka peringatan hari bahasa arab sedunia yaitu tanggal 18 Desember yang berlangsung di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang di bilangan Jalan Gajayana. Kemudian berlanjut pada tanggal 19 Desember di Universitas Islam Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur.
Kegiataan Konferensi Internasional Bahasa ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan atas kerjasama Al Arabiyyah Lil Jami' (Arabic for all) UIN Maulana Malik Ibrahim, UNIDA Gontor, Markaz Al Malik Ibn Abdul Aziz Lihidmati al lughoh al arobiyyah. Dan didukung sepenuhnya oleh bapak kedutaan besar arab saudi di indonesia. Namun karena beliau berhalangan hadir disebabkan berbarengan dengan haflah takhorruj (eisuda) mahasisawa LIPIA jakarta, maka beliau mewakilkan sambutannya kepada bapak direktur Atase Agama KBSA As syaikh Ibrahim An Nughoimisi. Dalam sambutannya beliau banyak memuji para tokoh-tokoh indonesia yang berjuang dan berandil besar dalam pengajaran dan pengembangan bahasa arab seperti Ahmad Surkati pendiri jam'iyyah Al Irsyad, bapak mantan rektor UIN Maliki Malang Bapak Prof.DR.Imam Suprayogo dan beberapa tokoh-tokoh lainnya.


Acara tersebut merupakan salah satu bukti akan kepedulian bangsa arab akan pentingnya pembelajaran bahasa arab di berbagai negara non arab hususnya indonesia tercinta.
Dihadiri oleh sekitar 59 pembicara dari berbagai negara diantaranya Saudi Arabiah, Uni Emirat Arab, Sudan, Libiya, Aljazair, Yordan, Turki, Malaysia, Palestina dan beberapa negara lainnya. Serta dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai negara dan penjuru nusantara.
Di samping materi yang apik dan menarik tentang pembelajaran bahasa acara semakin hidup dengan adanya munaqosyah, istifsar, iqtiroh dan mudakholah dari pembicara lainnya serta peserta. Salah satu sesi yang paling seru menurut kami adalah ketika masuk tema pembahasan mengenai dirosah naqdiyyah tahliliyyah pada buku pembelajaran bahasa arab bagi ajam yaitu buku silsilah yang sudah masyhur dan fenomenal di kalangan kita Al arobiyyah baina yadaik. Salah satu nya kritisi dari segi komposisi nahwu yang terdapat pada buku jilid satu yang dipaparkan dengan lugas oleh pakar nahwu dari Universitas Muhammad Ibn Saud Riyadh, kampus di mana tempat kuliah saya juga menginduk yaitu LIPIA Jakarta oleh Prof.DR.Muhammad ibn Sa'ad ibn Abdul Kareem As Syaway. Dan juga kritisi lughoh (bahasa) serta aspek tarbawi yang diteliti oleh DR.Khaled Khames Al Farraj pakar nahwu dan bahasa dari Universitas Qatar yang berkebangsaan Yordan.



Yang membikin hidup dan ketidaktimpangan dari satu sisi saja adalah dengan kehadiran salah satu team penulis Al arabiyyah Baina Yadaik yaitu DR. Fauzan dari Arabic For All. Sehingga beliau bisa menjawab langsung berbagai kekurangan pada buku tersebut dan menerima adanya masukan dan kritikan yang membangun demi kemajuan dan perbaikan. Sungguh sebuah bentuk upaya dan usaha yang luar biasa yang mereka lakukan demi kemajuan dan kejayaan pengajaran bahasa arab bagi bangsa non arab yang akan menjadi salah satu bentuk kebangkitan dan kejayaan islam jika ummat ini menguasai bahasa Al Qur'an bahasa yang dipilih Nya untuk kitab Nya serta bahasa penghuni surga.
Rasa syukur yang tiada henti-hentinya berada di antara barisan ulama' al lughoh yang mumpuni dan dengan senang hati berbagi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami para penggiat pembelajaran bahasa arab di negara tercinta ini.

Post a Comment

أحدث أقدم
/*Mulai*/ /*Akhir*/