Setiap anak gadis terpesona dan kagum pada bapaknya
Begitulah ungkapan mastal Arab yang diungkapkan oleh salah seorang ahli sastra dan balaghoh Arab " Al Ajfa' Bint Alqomah As Sa'di"
كل فتاة بأبيها معجبة

Dan saya seorang putri ke 9 dari 11 bersaudara anak dari Bapakku yang mulia H. Abdul Wahid -Rahimahullah- dan emak Hj. Amanah Bintu Wahab -Rahimahallah- seorang putri yang terkesan pada bapaknya. Bapak adalah cinta pertama putrinya. Betapa setiap momentum kebahagiaan dan keberhasilanku nama itu selalu tercantum mengikut setelah namaku yang telah disematkan kedua orangtuaku. Setiap aku mendapatkan juara bintang kelas nama itu selalu disebut selepas namaku. Betapa bangganya aku karena nama bapakku selalu disebut di setiap pembagian raport catur Wulan juga kenaikan kelas. Suara speaker sekolah bisa terdengar hampir  ke seluruh warga desaku. Ya nama mulia itu selalu melekat. Itu baru kebanggaan di dunia, betapa bahagianya lagi aku dan orangtuaku jika saya bisa  membanggakan orangtuaku di akhirat, bahkan di alam kubur nya sekarang beliau Allah muliakan dengan manifestasi kami ini anak-anak Sholeh Sholehah beliau berdua.
Begitu banyak kenangan dengan bapakku tercinta, di mana saya adalah putri bungsunya walaupun saya punya adik 2 lagi namun laki-laki Muhammad Nur Faizin Fitriyanto dan Ahmad Vanny Alhimny. Segala yang aku pinta beliau selalu berusaha memenuhi. Waktu kecilku selalu di dekat ketiak bapak kulihat di foto kecilku bersama beliau.

Foto sepeda jadoel ini mengulas kembali kenangan ku bersama bapak -Rahimahallah- di mana ketika saya masih mau menginjak di bangku Madrasah Ibtidaiyah beliau mengajak saya pergi ke kota kecamatan Manyar untuk membelikan saya sepatu. Dengan mengayuh sepeda onta sebutan nama sepeda kayuh itu yang sangat melegenda. Menempuh jarak kira-kira 9,9 KM untuk mengajak saya membelikan sepatu baru yang sangat fenomenal pada zamanku dulu, apa ya saya lupa-lupa ingat nama sepatunya Neker kali ya. Dengan mengikat kakiku di bonceng belakang dengan tujuan biar selamat kakiku tidak masuk sepak sepedanya. Bapak mengajakku biar pas ukuran sepatunya karena pernah dibelikan sepatu kakiku diukur pakai sapu lidi namun masih kebesaran. Hatiku riang gembira karena diajak ke toko Wak kaji gholib di Manyar untuk sepasang sepatuku.
Bapak.... Sosok pendiam yang tidak banyak bicara namun banyak pemikiran dalam diamnya untuk menafkahi dan memenuhi kebutuhan istri dan 11 anaknya.
Bahkan setelah saya menikah pun setiap kali pulang bapak masih dan selalu memberikan saya sangu uang juga pada cucu-cucunya.
Ketika di bangku kuliah dosen-dosen ku dari Luar negeri mengatakan bahwa orangtuaku adalah "ahlul kuroma' orang mulia orang dermawan karena namaku adalah Ain diidhofahkan pada Ar Rohmah masih dimudhofkan lagi pada Watin, begitu kelakar dosenku dari Mesir (smile emoticon)

Betapa tidak rela dan mendidih darahku jika ada teman atau siapapun yang meremehkan bapakku ketika aku masih kecil.

Semoga Allah SWT berikan kenikmatan kubur dan surga firdaus buat bapak dan emak.
Kenangan dengan emakku -Rahimahallah- begitu banyak di kesempatan lain akan kukisahkan kembali.

Emak bapak kesuksesan dan keberkahan hidupku juga saudara saudariku adalah manifestasi dari doa-doa mu juga kesalehan beliau.


Post a Comment

أحدث أقدم
/*Mulai*/ /*Akhir*/